Aku mulai semua dari sekarang,
kekosongan hidup tanpa hal yg ku anggap indah. Kembali melirik kalender 2012
yang akan lari ke arah TONG SAMPAH !!! menatap kalender dengan tetes air mata,
apa hal yang aku alami hari ini? Dan setahun kemarin? Ditemani sebotol bir dan
dan sepiring camilan. Saat ku lihat pacar (yang mungkin sudah jadi mantan)
menatapku sembari berkata “tahun baru, pacar baru, maaf sampai di sini saja.” Teringat
kejadian tadi sore saat aku harus kehilangan dia sekarang ini. Kembali kulanjutkan
menatap kalender itu dengan tatapan kosong. Dan dengan pertanyaan “CAN I STOP
IT?” semua hayalanku terkoyak teriakan seorang lelaki dari dalam warung.
“Bos ini mienya dimakan dulu.” Ku
ambil mangkuk mi itu dari tangannya sambil bertanya. “pak pernah gak ngerasa
hal yang kita lakukan dengan pengorbanan selama ini terasa sia-sia?” “pernalah
namanya juga pengorbanan, sia-sia itu biasa. Hanya tergantung kita siap
mengulangnya kembali atau tidak.” Mendengar jawabannya yang singkat namun mengandung
arti, akupun menaruh mangkuk itu di atas meja, lalu mengambil handphone yang
sedari tadi diam tanpa kata. “loh mienya gak dimakan dulu? Entar dingin gak
enak bos.” Kata pedagang itu, dengan nada mengejek. “tahu aja mas kalau saya
mau nelpon orang.” Mendengar ejekan itu saya menaruh handphone saya dan mulai
memakan mie yang masih hangat. “pak, ini mangkuknya. Masalah bayaran nanti saya
bayar bersamaan dengan yang kemarin.” Pak De hanya menjawab dengan mengangguk.
Sampai di kamar yang saya lihat
hanyalah sebuah topi merek ternama dan sebuah gitar tua milik saya, “hemmmm,
kenapa ya topi ini saya beli dengan harga mahal? Hutang di warung saja masih
nupuk.” Kebetulan trend membawa benda-benda bermerek ternam sedang menjadi
trend saat ini, hal itu pula yang membuat saya menghabiskan uang bulanan dalam
sehari.
Ketika baru saja akan memainkan
gitar, dering suara telepon membuat aku mengambil telepon dari saku celanaku. Baru
saja akan ku angkat telepon dari orang tak dikenal itu, ternyata telepon sudah
terlambat. “hemmm kalaupun penting pasti ditelepon lagi.” Kataku dalam hati
sambil mlanjutkan denting senar yang terhenti tadi.
Tak terasa lebih dari sepuluh
lagu sudah kunyanyikan non-stop, mungkin kalu aku manggung aku sudah dibayar
lumayan saat ini. Namun, itulah musik tak dapat diukur secara pasti, it’s just
about what u like and what they want. Kembali ku teringat kata pemilik warung
tadi, dan sekaran mulai ku tulis ceritaku di blog ini, untuk memulai sesuatu
yang gagal dahulu. Ku tutup blog lama dan postinganku yang dulu, dan mencoba
kembali merajut asa. Menulis blog yang menjadi sebuah kenangan saat aku tua
nanti. Karena melakukan pengorbanan yang sia-sia sama halnya dengan dipustusin pacar, menyakitkan tapi memberi
sebuah pelajaran. Mungkin ini akhir kisah cintaku, tapi ini juga merupakan awal
kisah baruku, “2013 kau tak akan bisa menaklukan aku, tapi akan kutaklukan
KAU!!” ku ambil kalender 2012 dikamarku lalu ku ganti dengan kalender 2013. Karna
ku tahu membunuh waktu bukanlah suatu pengorbanan yang sia-sia. Karna, membunuh
waktu memberi kita berbagai pelajaran yang lebih berharga daripada hanya
menunggu jalannya waktu.
No comments:
Post a Comment