Sunday, 9 June 2013

Melihat Masa Lalu


                Suatu langkah tak selalu dimulai dari dasar, namun dapat juga kita mulai dari awal. Dimulai ketika seseorang datang dan merusak semua yang telah kita rajut. Saat itu, rasa penasaran untuk menatap foto yang lama tersimpan dalam folder laptop. Membuka satu persatu hingga saat sebuah folder bernama “fotogrep” terbuka dan memunculkan kembali cerita – cerita masalalu yang tak jelas.

                Foto – foto masa lalu saat masih memegang kamera. Teringat dengan semua wanita yang ada di foto itu. Satu persatu kenangan terbuka, dan teringat bagaimana kubuat mereka meneteskan air mata. Hingga kini kusadar bahwa tak selamanya aku dapat berada di samping gadis – gadis cantik. Memang dulu aku seorang fotografer yang lumayan diakui (walau dalam lingkup kecil), aku sempat menjadi seseorang yang sombong, angkuh, dan yang paling buruk, menjadi playboy cap ikan teri. Setiap gadis cantik yang dekat denganku dan disiarkan berpacaran denganku, pasti akan galau dan masuk dalam daftar korban pleboi cap ikan teri.
                Hingga suatu hari ada seorang gadis cantik tak berdosa yang tak tahu apa – apa datang dalam kehidupanku. Cuma butuh waktu beberapa hari untukku menaklukan hatinya (maklum pleboi). Namun, semua tak sesuai perkiraan dia tak seperti yang lainnya. Dia tak mudah utuk ditaklukan, malahan aku yang sering dibuat kualahan, baiklah kuberi satu contoh. (suatu hari kita lagi makan berdua di warung pinggir jalan, rencananya sih mau bikin dia cemburu. Tapi, pas aku deketin cewek lain didepan matanya, dia gak mau tahu dan tetep sibuk dengan kesibukannya. Trus pas aku tanyain kenapa dia gak cemburu, jawabannya tuh “biarin aja, klo kamu suka ma dia pacaran aja ma dia, itu urusan kamu mau punya pcar berapa, yang penting aku cuma punya kamu”. Sumpah dah itu apanya yang salah ,aku yang salah ato dia yang salah)
                Nah, yang paling buruk tuh. Pas dia lihat aku ketahuan kiss – kissan sama cewek lain dia Cuma bilang “baguslah, jadi ntar aku gak perlu ajarin kamu lagi” sumapah pas itu aku cuma bisa diam tanpa kata. Ya, mungkin itu yang membuat aku berfikir kalo saatnya setia. Tapi, saat aku setia dia bilang “maaf aku gak sayang kamu, aku gak akan sayang. Karna aku udah punya calon suami” dan reflek yang ada saat itu Cuma diam tanpa kata. Semenjak itulah aku berubah aliran dari seorang potograper pleboi, jadi penulis cerita gak jelas dan gak berguna. (maklum yang nulis galau).


O’Q

No comments:

Post a Comment